Senin, 02 Mei 2011

Keyakinan yang dalam dan Bakti yang tulus

Dalam pergaulan sehari-hari banyak sekali hal-hal yang perlu diperhatikan. Baik itu norma, etika, adat istiadat yang berlaku pada daerah yang kita diami atau lalui. Kehidupan manusia modern dalam keseharian semakin kompleks saja. Budaya aseli yang mulai termarjinalisasi oleh peradaban dunia modern sudah dapat dirasakan di beberapa daerah. Jika dalam era modern yang penuh dengan gemerlap hingar bingar duniawi ini, kita tidak dapat mawas diri maka akan turut tergilas oleh ajang semu penuh fata morgana, demikian kata orang bijak.
Hidup diri kita akan terasa seperti tidak hidup jika belum pernah berada di dunia ramai. Keramaian memang menjadi tujuan sebagian orang. Kemeriahan suatu ajang atau even adalah merupakan puncak keinginan.  Kemegahan suatu acara menjadi impian sebagian orang yang mengejar kemewahan.  Apa yang menjadi serba Wah merupakan angan-angan banyak orang. Rumah Mewah, Mobil Mewah seperti menjadi suatu ukuran dalam dunia modern sebagai ajang prestasi ataupun prestise.  Sedangkan yang sederhana, yang kecil, yang rendah selalu ingin ditinggalkan sebagian orang. Kadang yang kecil itu indah, Kadangkala yang sederhana itu penuh makna.  Kerendahan hati dengan mengikis ego kita itulah sebenarnya tujuan Spiritual.  Keyakinan yang dalam mengenai Spiritual, perlu diejawantahkan dalam perilaku Bakti yang tulus dan penuh keikhlasan.  Keyakinan yang sudah didapatkan dan dipegang sangatlah perlu dipertahankan, walau itu baru keyakinan diri sendiri adalah cermin Percaya pada diri sendiri yang dipantulkan oleh Cahaya Keyakinan Kepada Tuhan.
 Pelita kecil yang sudah dinyalakan untuk menerangi kegelapan, sudah cukup untuk berusaha berjalan setahap demi setahap untuk menuju sinar benderang di kejauhan malam. Pelita kecil sebagai lentera hati perlu dijaga tetap menyala agar kegelapan perlahan dapat dilalui dengan pasti. Keyakinan dan baktilah yang dapat menghantarkan kepadaNya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar